Selasa, 29 Desember 2009


1. Bendera Kerajaan Buton

Asal mulanya Bendera Kerajaan Buton ( Longa-longa ), dan Longa-longa sebutan akrab penduduk setempat Keraton. Longa-longa sudah di kibarakan sejak Raja Pertama Buton yaitu Raja Wakaaka.
Seperti yang kita ketahui panjang Longa-longa kurang lebih 5 M dan lebarnya 1 M. kkonon ceritanya, Longa-longa di kibarkan paada saat jatuhnya tahtaa atau upacar adat yang akan di laksanakan dan Longa-longa akandi kibarkan .
Infomasi yang saya dapakan dari narasumber? Longa-longa di buat sebelum Islam (Agama yang kita anut sekarang ini )belum masuk di dalam kerajaan Buton.
Hasil penelitain saya secara garis besarnya!!? Samai denang sekarang ini , belum ada penduduk setempat yang tau siapa yang membuat Bendera Longa-longa tersebut (Bendera Kerajaan Buton).


2. Lambang Kerajaan Keraton

Mesjid Keraton biasa juga disebut lambing Kerajaan Buton. Karena kokoh bangunannya dan letak Geografisnya mesjid Agung Keraton terletak di dalam Bentng Keraton Buton di atas bukit yang benama bukit sin karena bentuknya seperti sin.
Ujung I :letak kuburan sepeti bulewer “Wolima / Wolimea” artinya Tebaslah tindakan pertama penebasan untuk membuat pekampungan
Ujung II : adalah “ Torisi “ tempat mereka mengadakan pertemuan.
Ujung III : “Gama” atau gema yan gbertujuan Bergama sepanjang masa.

Bentuk Arsitektur Bangunan
a. Bangunan

Selainberfungsi sebagai pembatas pusat lingkuang keratin tumpukan batu itu berfungsi sebagai prlinduanga dari serangan musuh.
Benteng yang berukuran keliling 2740M denagn tinggi 2-3 M dan keteblan dinding 1,5 sampai dengan 2M, ini memiliki 12 pintu ( Lawa . dengan tempatnya di beri nama sesuai dengan gelar nama pengawal pint tersebut, antara lain :
1. Lawana Rakia,
2. Lawana Lanto,
3. Lawana Labunta,
4. Lawana Komkebur,
5. Lawana Waborobo,
6. Lawana Date,
7. Lawana Kalau,
8. Lawana Bajo,
9. Lawana Burukene,
10. Lawana Melai,
11. Lawana Lantongau,
12. Lawana Gundu-gundu.

Pintu –pintu itu di indentikan dengan jumlah lubang yang terdapat pada tubuh manusia. Maka penelitian di lpusatkan pada Objek-objek bersejarah yang berada dlaam lingkuangn bentang keraton tersebut.
· Mesjid Agung Keraton panjangnya 13 saf sebanyak 40 Orang 1 pertiap-tiap saf.
· Didirikan sejak tahun 948 H atau 1538 M oleh Syid Abdul DWahid ata pembawa agama Islam pertama di Buton.

b. Arsiktektur Bangunan
· Mesjid di diriakn pertama dlam kesultanan Buton adalah Mesjid Agung Keraton.
· Yang menjadi pelopor pembangunanaya adalh Syaid Abdul Wahid di bantu para pejabat tinggi kerajaan seperti Sultan Murhum, Sapati Sangia La Ulo. Saat itu sapati munjawri sudah meninggalkan Buton.
· Dinding Mesjid Agung Keraton, bahan dasarnya Batu, Pasir, dan Kapur. Bahan tersebut sam dengan pembuatan Benteng Keraton.
· Pembangunan Mesjid Agung Keraton ujungnya terdiri atas 2 tingkat yaitu:
- Bagian Atas ( Kepala)
- Bagian Bawah ( Badan ).
1. Bagian Atas ( kepala ) jendela sebanya 12 Buah
- Bagian samping Utara ; 4 Buah
- Bagian samping Selatan ; 4 Buah
- Bagian samping Timur ; 2 Buah
- Bagian samping Barat ; 2 Buah
- Pintu yait pintu naik turun ke atas 1 Buah pengubung antara kepala denag badan jumalh keseluruhan sebanya 13 Pintu.
2. Bagian Bawah ( Badan )
- Pintu besar bagian Timur ; 1 Buah
- Pintu kecil bagian Barat dan Selatan ; 1 Buah
- Pintu mihrab ; 1 Buah
- Jendela bagian Utara ;4 Buah
- Jendela bagain Selatan ;2 Buah
- Jendela bagian Barat ; 4 Buah

Semua pointu dan jendela mempunyai penutup kecuali Mihrab tidak ada penutupnya dan di biarkan terbuka.

Luas Mesjid
- Luas badan Mesjid 18 X 24 panjang temasuk Mihrab
- Luas serambi muka bagian Timur ; 5 x 40
- Luas serambi kiri Selatan ; 14 X 40
- Luas serambi kanan bagian Utara ; 8 x 40
- Luas serambi bagian Barat ; 20 X40



3. Mahkam Sultan Murhum

Murhum di angkat menjadi Raja Buton ke-6 abad ke-6 denganperubahan struktur pemerintahan dalam masa Raja mulai, maka wilaayah kerjaan Buton lebih luas lagi. Murhum dalam sil-silan biasa di sebut lakila ada pula disebut pula La Ponto/Laki La Ponto. Laki La Ponto di abdikan namanya menjadi Murhum.
Raja Murhun menerima Syaid AbdulWahid bersama istrinya di Keraton, untuk jangna bertemu dengan orang yang banyak. Dimana Syaid mengajurkan kepada Raja dan seluruh para staf kerjaan agar masuk agama Islam seta mengaku bahwa Muhammad SAW adalah pesurah Allah SWT. Akhirnya Raja dan pemai surinya di susul para pejabatnya serta rakyat masuk Agama Islam.
Setelah Raja dan staf kerajaan bersama rakyat sudah masuk Islam, Syaid melantik Raja menjadi Sultanfsejak tahun 1538 Masehi selama 4 Tahun sampai Ia wafat pada tahun 1584 Masehi dan kemudian di buat mahkam. Mahkam beliau berbentuk segia empat dengan orentasi Utara-Selatan. Nusan di buat daribatuan Karts dengan ukuran badan Makam 6X4 M di buat bersamaaan dengan wafatnya Almarhum tahun 1584 Masehi. Jirat makam di perbaiki pada tahun 1929 dan pada tahun 1972 di baut sarana jalan menuju Situs.



4. Baruga

Menurut sejarah, Buton di mulai dari Kerajaan tepat pada tahun 1542 Masehi dan pada tahub 1712 Masehi. Buton beralih menjadi Kesultanan yaitu pada masa Kesultanan Syaiki Yudin Durul Alam atau biasa di kenal Laelangy. Di masa pemerintahan Beliau, banyak di bangun pada Benteng Keraton dan slah satunya yaitu “ Baruga”. Baruga pada zaman dahlu pemrintahan Laelangy berfungsi sebahai taempat bekumpul para sultan untuk melakukan upacara ataupun untuk membahas maslah-masalah Ekonomi, Politik dan lain-lain. yang di hadapi oleh masyarakat Buton, disamping itu juga Baruga di bangunkan untuk tempat pelatikan Sultan-sultan.
Pelantikan di Baruga.
Rangkainpelantiakn terakhir Baruga, setelah semua alat kebesaran Sultan di serahkan sesuai tata tertip kebudayaan kedudukan Sultan maka, Bantona Peropa Mongipas-ngipas Sultan, dengan kipas kebesaran ( Kamberona Jawa) 9X ke kanan dan 8X ke kiri yang lansung sesudahnya di sambung oleh Bontona Baluwu denan kata-kata terakhir ( Pelantian di Baruga ) :
1. Rango La Ode, Rango La Ode, Rango La Ode
2. Siy yingko yincuramiki mo ka uncura maka kengesamu kancura maka bahagiamu, kauncura maka pa suka mu La Ode
3. Yingko mo siy La Ode makesanamo, wa mo moringina mo kawurana mo tailina mo bawakan sarona wolio
4. Taiyingikomo La Ode ana-ana manaurana sarab Wolio
5. Adandua komo kaurne asi poko kau ponganga. Tangkanamo yumangi teu po tawa y tamu La Ode.
Artinya :
1. Dengar La Ode, Dengar La Ode, Dengar La Ode
2. Kini kami telah duduk di ke dudukan besarmu, kedudukan kebahagianmu La Ode
3. Padalah La Ode yang kini ke namaan, yang menyinari pancaran sinar yang menyilmai pancaran yang menyilaukan di atas mejelis sarana Wolio
4. Masi pada kamulah LaOde anakmuda remajanya sarana Wolio
5. Sarahkan baru meraih, suap mengganggu menangis dan ketawa yang kamu kenal La Ode.



5. Hasulaana Tombi


Tiang Bendera di dirikan pada akhir abad ke-17 untuk mengibarkan Tombi Kesultanan Buton “Longa-longa” bahan dasar terbuat dari kayu jati dengan tingi 21M dari prmukaan tanah yang di ammeter antara 25cm-70cm. Tiang Bendera ini di dirikan pada tahun 1712, didirkan Sultan Nur Alam dan berumur 300 tahun. Fungsi utama tiang Bendera adlah sebagai syarat pertama sebuah Kerajaan Buton.



6. Baluaran Waberongalu.

Merupakan salah satu Benteng Pertahanaan atau Gerbang Pertahanan yang teletak pada sudut Utara Benteng Keraton poosisinya berseblahan dengan Baluaran Tanailandu, pada bagian dalam Benteng terdaapt sebuah meriam besar yang di gunakan sebagai alat persenjataan ( Penyimpanan Bom ).
Baluarana ini menjaga dan memantau musuh-musuh tersebut biasa dating dari Negara luar seperti Belanda atau Jepang, mereka dating dengan maksut dan tujuan yang berdampak Negatif pad tanah Buton. Proses pemberian nama dari masing-masing Baluarana tersebut di dasari atas ruang-ruang penjagaannya.


7. Makam Sultan Nasruddin

La Ibi atau Pouta Masabuna Yi Walalengke memerintah pada tahun 1709 – 1711 Masehi. Sultan Nasruddin adalah Kesultanan La Ibi. Di riwayatkan La Ibi sebenarnya rasa berat menerimanya jabagtan Sultanm La Ibi terpaksa menerima jabaan itu karena demi kehormatan kaumnya yaitu Aliran Bangsawan Tanai Londu. La Ibi menerima jaban tersebut ke pada slah satu orang di antaranya yang marasa mampu untuk menjalankan jabatan Sultan.


8. Sejarah Mujina Kalau

Dahulu kala ada 9 Wali yang di kirim oleh Rasul untuk menybar Agama Islam, salah satunya adalah Syaid Abdul Wahid dengan salah satu muridnya yang bernama Mujina Kalau yang menybarkan Islam pertama di tanah Buton yaitu di Burangasi sebagai wilayah pertama masuknya Islam.pada masa pemerintahan ke-29, Mujina menjadi salah satu penyebar Islam yang di peringhkan oleh Sultan dan beliau juga mengikuti perang melawan Tobelo.
Mujina adalah seorang Perempuan dengan ciri-ciri fisik, berikat sanggul di kepala yang silsilnya behubungan denga Sultan ke-29. Beliau juga suka memakai Jbah yang berwarna Biru dan berselempang, memakaii pedang dan berkuda.turunya Sultan dari 17-19 warna kesukaan Beliau yaitu warna Kuning Emas dan itualh merupkan symbol dari tempat duduknya yang berbentuk Tuga Lengkungan. Hanya saj barang –barang peninggalan beliau itu hilang begitu saja pada saat Istana mengalami perpindahan dari Keraton Lama ke KeratonBaru yaitu pada masa pemerintahan Sultan Murhum. Makam Mujina Kalau bertempat di kelurahab Melaidan berada pada tengah-tengah pemukiman penduduk Melai. Diman area pemakaman tersebut trdaapt banyak makam dansalah satunya adalah makm beliau yang di batasi denga Beton denga Lambang berciri-ciri khas rumah Baruga tepat di pintu masuk area pemakaman.


9. Batu Wolio ( Pertitaan )

Batu Wolio merupakan salah satu Batu situs peninggalan masa Sultan Buton. Teletak di kawasan Benteng Keraton di kelurahan Melai Kota Bau-bau, tepatnya di sebelahan Timur Mesjid Agung Keraton Buton. Baut Wolio di perkirakan di temukan pada tahun 1343 Masehi, di baut dengan alasan pendapatan pertama expedisi Kerajaan Maja Pahit di Sulawesi pada tahun 1337 Masehi.
Berdasarkan Ilmu pengetahuan , Batu Wolio merupakan liang tempat Pertitaaanatau Pengambilan Air Suci untuk di mandikan pada Raja atau Sultan Buton yang akan di Lantik. Air dari Batu Wolio tersebut bersal dari Mata Air di Tobe-tobe, Batu Wolio di gunakan sebelu tepanyna pada kamis sore, 4 orang bantu Sailimbana mengambil Air di Tobe-tobe di simpan pada wadah bamboo sebanyak 8 luas. Air tersebut di tumpakan di Batu Wolio.
Batu Wolio biasa jaga di sebut Batu Igadengi sebab setelah Sirde ambil dari mata air di Tobe-tobe dan di tempatkan di Batu Wolio kemudian di adakan acara pemukulan Gendang nilai Fisolofi dengan memandikan Calon Sultan yaini kejadian manusia berasal dari Setitik Air kemudian menjadi seorang Manusia.


10. Batu Popua ( Batu Pelantikan )



Di fungsikan pada abad ke-14 bersamaan tampil dengan Kerajaan Buton, di pakai pertama untuk pelantikan Raja atau Sultan tahun 1929 atas ini siatif masyarakat dan Raja Muhammad Hamidi di buat atap sebagai pelindung dari hujan dan sinar matahari. Pada tahun 2002 dibuat pagar denga batu.


11. Liana Latoundu ( Goa Arupalaka )

Goa ini merupakan sebuah ceruk kecil berbentuk alam ketinggian kurang lebih 1,5 M. konon Goa ini di fungsikan sebagai tempat persembunyian Raja Bone Arupalaka saat semua musuh mencaridan Goa ini bertempat di Baluwu.
Goa ini menjadi tempat persembunyian La Tolodu ( Arupalaka ) orang yan gberpengaruh di Bugis, Ia larikan diri pada tahun 1660 di Buton dan menetap tidak begitu lama da kembali ke Sulawesi Selatan memimpin perlawanan menghadapi Gowa.